Diseminasi Teknologi

TEKNOLOGI BUDIDAYA KOPI ROBUSTA

Jum'at, 27 Nov 2020
Sumber Gambar : Koleksi Sugito

PENDAHULUAN

Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan tanaman daerah tropis asli dari Abyssinia, Afrika yang dibawa oleh bangsa Belanda ke Indonesia saat penjajahan. Daya adaptif yang baik membuat tanaman kopi cepat menyebar perkembangannya di Indonesia. Pada jaman kolonial mewajibkan petani untuk mengembangkan tanaman kopi untuk mencukupi kebutuhan pasar Eropa. Secara umum kopi yang beredar di pasaran terdiri dari tiga jenis, yaitu kopi Arabika, kopi Robusta, dan kopi Leberika. Dari ketiga jenis kopi tersebut masing-masing mempunyai cita rasa tersendiri yang disuka oleh penikmat kopi, dimana di Indonesia jenis kopi yang banyak ditanam oleh petani adalah kopi jenis Robusta.

Sebagian besar kebun kopi Robusta yang ditanam di Indonesia merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas, sehingga produksinya masih rendah. Apabila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut dapat diperbaiki, maka produksinya bisa ditingkatkan. Kopi Robusta merupakan kopi yang pembungaanya melakukan penyerbukan silang atau poliklonal.Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan pada budidaya kopi Robusta ada empat faktor penentu yaitu : (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar. Dalam era perdagangan bebas, komoditas kopi sebagai bahan baku utama industri kopi bubuk, mutu menjadi penentu daya saing di pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan teknik budidaya yang baik dan sesuai maka bisa dihasilkan mutu produk (biji kopi) yang baik dan sesuai dengan kehendak konsumen. Hal tersebut perlu diperhatikan para pekebun kopi agar usaha taninya dapat berhasil baik, produksi kopinya tinggi dan pendapatan petani juga tinggi.

 

Syarat Tumbuh

Kondisi lingkungan dan ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap produktivitas jenis kopi. Untuk kopi Robusta lingkungan yang cocok adalah pada ketinggian 300 – 600 m pdl, suhu udara hari 20 – 300 C, curah hujan rata-rata 1.500 – 3.000 mm/th, jumlah bulan kering 1-2 bl/th, pH tanah 5,5-6,5, kandungan bahan organik minimal 2 %, kedalaman tanah efektif >100 cm, dan kemiringan tanah maksimum 40 %.

 

TEKNOLOGI BUDIDAYA

 

Bahan Tanam

Kopi Robusta melakukan pembungaan dengan penyerbukan silang, maka untuk perbanyakan bibit dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu stek pucuk, sehingga bahan yang digunakan berupa klon.beberapa klon kopi robusta yang banyak dikembangkan dan menjadi satu paket dalam penanaman adalah klon BP 42, BP 358 dan SA 237, serta BP 534, BP 936 dan BP 409. Bahan stek pucuk yang diambil dari tunas-tunas air dilakukan persemaian didalam bak pasir yang atasnya diberi pelindung dari alang-alang ataupun paranet. Bahan stek diiberi perangsang akar sebelum dimasukan dalam media semai, selanjutnya ditutup dengan sungkup plastik trasparan. Stek di semai selama satu bulan sampai tumbuh akar, yang kemudian dipindahkan dalam polibag, setelah umur depan bulan dalam polibag tanaman bisa dipindahkan ke lapangan.

 

Penanaman

Sebelum melakukan penanaman di lapangan, terlebih dahulu ditanam pohon pelindung atau peneduh, hal ini karena tanaman kopi memerlukan naungan untuk pertumbuhannya. Pohon pelindung yang bisa ditanam seperti gleresidia, lamtoro, tanamlah satu tahun sebelum melakukan penanaman kopi. Tanaman peneduh ditanam pada setiap satu titik diantara empat klon tanaman kopi. Buat lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, lubang tanam diisi dengan pupuk kandang sebanyak 10 kg/lubang, kemudian ditutup dengan tanah bekas galian. Selanjutnya tanah di gali sedalam 20 cm untuk penanaman kopi, Penanaman kopi secara poliklonal dengan membentuk komposisi (3-4 klon) yang sesuai. Masing-masing klon ditanam secara berbaris diantara pohon pelindung.

Pengaturan penanaman poliklonal diatur secara sistematis, setiap klon ditanam dalam lajur tertentu berseling dengan klon pasangan komposisi yang dipilih, antara lain berdasarkan pada : (1) sifat daya adaptabilitas daya hasil yaitu yang mampu beradaptasi dengan baik seperti: klon BP 42, BP 358, dan SA 237 dan toleran terhadap iklim basah seperti; klon BP 534 dan BP 936, (2) sifat berbunga yang relatif serempak agar proses persarian (pembuahan) dapat berlangsung dengan baik, dan (3) keseragaman ukuran biji yang dihasilkan lebih seragam , ukuran biji yang tidak seragam dapat menyulitkan dalam kegiatan pemasaran.

 

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk tanaman yang mati setelah 2-3 minggu tanam di lapang. Kemudian didangir di sekitar tanaman dengan jarak 30cm sekeliling batang untuk pembersihan gulma (sekali setahun pada awal musim hujan).

 

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pupuk NPK (berupa campuran Urea, TSP, dan KCl) masing-masing ½ dari dosis 100 gr Urea, 50 gr TSP, dan 50 gr KCl, pada saat tanaman berumur 2 tahun. Setelah tanaman berumur 3-4 tahun, tinggi tanaman mencapai 150 cm dilakukan pemangkasan 30 cm dari pucuk, bila tanah kurang subur diperpanjang pemangkasannya menjadi 40-50 cm dari pucuk.

 

Pengendalian hama dan penyakit

Hama utama kopi yang dapat menurunkan produksi dan mutu kopi adalah: penggerek buah kopi oleh Hypothenemus hampei Ferr. Gejala serangannya dapat terjadi pada buah kopi yang muda maupun tua (masak), buah gugur mencapai 7-14% atau perkembangan buah menjadi tidak normal dan busuk. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara:

  • Petik semua buah yang masak awal (baik pada buah yang terserang maupun tidak), biasanya dilakukan pada 15-30 hari menjelang panen raya. Untuk mencegah terbangnya hama, pada saat menampung buah digunakan kantong yang tertutup, kemudian buah direndam dalam air panas selama sekitar 5 menit.
  • Bisa juga dilakukan penyemprotan dengan agensia hayati, yaitu dengan pemanfaatan jamur Beauvaria bassiana dengan dosis 2,5 kg bahan padat per ha setiap kali aplikasi. Dalam satu periode panen kopi dapat dilakukan 3 kali aplikasi.

 

Penyakit pada tanaman kopi terutama disebabkan oleh nematoda parasit Pratylencus coffeae yang dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, kurus, batang mengecil, daun tampak tua menguning dan gugur sehingga daun yang tertinggal adalah yang diujung-ujung cabang. Pada serangan berat, pucuk akan mati, bunga dan buah prematur. Jika serangan sudah terjadi dari dalam tanah, tanaman akan mudah dicabut karena akar-akar serabutnya membusuk berwarna coklat sampai hitam. Teknik pengendalian penyakit ini sbb:

- Dilakukan dengan menyemprot tanaman menggunakan nematisida (Oksamail, Etoprofos dan Karbofuran) terhadap tanaman yang terserang dalam kategori ringan.

- Pemusnahan tanaman terserang pada pusat-pusat serangan, dilakukan jika serangan yang menyebabkan penyakit yang berat.

 

Panen

Pemanenan buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah yang telah masak. Penentuan kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe). Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :

1) Pemetikan pilih/selektif (petik merah) dilakukan terhadap buah masak.

2) Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.

3) Pemetikan lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.

4) Pemetikan racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

PENGUNJUNG

8281

HARI INI

9435

KEMARIN

71608304

TOTAL
Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook